Sabtu, 14 Januari 2012

Krisis pendidikan


Ada beberapa factor yang menyebabkan krisis pendidikan di Indonesia, yaitu:
  1. Kurikulum yang tidak relevan dengan kehidupan masyarakat. Di sekolah-sekolah di Indonesia siswa diwajibkan untuk mempelajari bnyak sekali mata pelajaran yang kadang-kadang tidak ada kaitannya satu sama lain, dan sama sekali tidak relevan dengan kehidupan siswa.
  2. Praktek-praktek pendidikan seperti perencanaan, pengajaran dan evaluasi hasil belajar yang tidak sesuai. Kebanyakan guru tidak membuat rencana pengajaran yang memadai
  3. Pengembangan diri guru yng tidak berjalan sebagaiman mestinya. Masalah pengembangan diri guru merupakan masalah yang klasik. Kebanyakan sekolah tidak memiliki rencana denitif untuk membantu guru mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya mengajar. Karena itu pengembangan kemampuan guru sangat tergantung sendiri sebagai individu.
Selain dari factor di atas, ada pula yang mengemukakan factor lain penyebab krisis pendidikan, yaitu:
  1. Faktor Fasilitas Sekolah
Fasilitas sekolah yang kurang memadai bahwa masih banyak sekolah-sekolah belum mempunyai gedung sekolah tetap, laboraturium praktek, perpustakaan, lingkungan yang bersih dan sebagainya.
  1. Factor system pendidikan
System pendidikan yang belum mengacu pada nilai-nilai pengalaman pancasila serta system pendidikan yang selalu berubah-ubah. Keberimbangan system pendidikan yang member porsi pada otak dan hati dengn baik harus menjadi acuan referensi dalam proses pembalajaran dalam pendidikan.

Solusi Krisis Pendidikan
Dalam perjalanan pendidikan nasional, rancangan yang begitu utuh, menyeluruh dan terpadu ternyata hanya menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan dan ketrampilan tetapi mengabaikan masalah pembinaan watak.
Setidaknya ada lima sikap dasar yang harus dilakukan oleh seluruh pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, yaitu:
  1. membangun sikap jujur dan tulus dengan berani mengatakan apa yang benar adalah benar dan yang salah itu salah.
  2. sikap yang terbuka yang merefleksikan kebersihan luar dalam.
  3. berani mengambil risiko dan bertanggung jawab yang ditunjukkan dengan membela kebenaran dan keadilan.
  4. konsisten dengan komitmen dengan selalu menepati janji, perkataan harus sesuai dengan perbuatan.
  5. bersedia berbagi (sharing)
Selain itu perlu adanya strategi pendidikan untuk membuat program pendidikan merata di seluruh tanah air, seperti:
  1. penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
  2. pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kembali pada masyarakat sebagai sumber daya utama juga pengguna hasil pendidikan itu sendiri.
  3. Pendidikan dilakukan secara transparan dan demokratis tanpa mengurangi mutu pendidikan
  4. Penyelenggaraan pendidikan yang efisien
  5. Peluang untuk belajar seluas-luasnya kepada masyarakat
  6. Menguramgi kesulitan birokrasi pendidikan yang sering menjadi kendala kelancaran proses pendidikan
Bila mengarah pada system pancasila, ternyata tujuan dari pendidikan adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sehingga bangsa ini tidak menjadi bangsa yang terbelakng. Pendidikan harus mengarah pada tercapainya kesehatan jasmani, kecerdasan akal, dan pembentukkan karakter moral

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempertimbangkan prinsip-prinsip
  1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan nilai-nilai budaya
  2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
  3. Penguatan intregasi nasional
  4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
  5. Pengembangan kecakapan hidup
  6. Pilar pendidikan learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together
  7. Komprehensif dan berkesinambungan
  8. Belajar sepanjang hayat
  9. Diversifikasi kurikulum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar