Sabtu, 14 Januari 2012

Teori Perubahan

Kecenderungan terjadinya perubahan-perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsurunsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang dinamis. Adapun teori-teori yang menjelaskan mengenai perubahan sosial adalah sebagai berikut.

  1. Teori Evolusi ( Evolution Theory )
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.

  1. Unilinear Theories of Evolution
Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.

  1. Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.

  1. Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.
b. Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap berikutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Sebaliknya, ada kelompok masyarakat yang justru berjalan mundur, tidak maju seperti yang diinginkan oleh teori ini.
c. Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya, ketika masyarakat telah mencapai kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya. Pandangan seperti ini perlu ditinjau ulang, karena apabila perubahan memang merupakan sesuatu yang konstan, ini berarti bahwa setiap urutan tahapan perubahan akan mencapai titik akhir
Padahal perubahan merupakan sesuatu yang bersifat terusmenerus sepanjang manusia melakukan interaksi dan sosialisasi.

  1. Teori Konflik ( Conflict Theory )
Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Karena konflik berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga akan mengikutinya. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.
Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.
a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.
  1. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )
Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag .
Para penganut Teori Fungsionalis lebih menerima perubahan sosial sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Perubahan dianggap sebagai suatu hal yang mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan ini berhenti pada saat perubahan itu telah diintegrasikan dalam kebudayaan. Apabila perubahan itu ternyata bermanfaat, maka perubahan itu bersifat fungsional dan akhirnya diterima oleh masyarakat, tetapi apabila terbukti disfungsional atau tidak bermanfaat, perubahan akan ditolak. Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn.
Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut.
a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.
d. Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.

  1. Teori Siklis ( Cyclical Theory )

Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat perputaran atau siklus yang harus diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan sosial merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari.
Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut.
a. Teori Oswald Spengler (1880-1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.
b. Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.
1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal.
3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.

  1. Teori Arnold Toynbee (1889-1975)

Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ke tahap kepunahannya.

Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial


Perubahan social terjadi karena adanay factor-faktor yang mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri. Factor penyebab yang berasal daari dalam meliputi:

  1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
Pertambahan penduduk yang cepat akan menyebabkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatan. Sedangkan berkurangnya penduduk akan berakibat terjadinya kekosongan baik di dalam pembagian kerja, maupun stratifikasi social.

  1. Penemuan-penemuan baru
Suatu proses social dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsure kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat dan cara-cara unsure kebudayaan baru tai diterima, dipelajari dan akhirrnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan baru sebagai akibat terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention. Discovery adalahpenemuan unsure kebudayaan yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan individu para individu. Discovery akan menjadi invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru terebut.

  1. Pertentangan (conflict) masyarakat
Pertentangan ini bisa terjadi antara individu denagn keelomok ataupun antara kelompok dengan kelompok. Misalnya pertentngan antar generasi.

  1. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akan membawa akibat berubahnya segala tatacara yang berlaku pada lembaga-lembag kemasyarakatan. Biasanay hal ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang berbeda. Sedangkan factor penyebab terjadinay perubahan social yang berasal dari luar masyarakat, meliputi:
  1. Lingkungan atau fisik yang ada disekitar manusia
Adanya bencana alam akan mengkibatkan perpindahan masyarakat ke tempat baru yang mengakibatkan masyarakat harus beradaptasi dengan lingkunagn yang baru. Hal ini menyebabkan lembaga social yang ada pada masyarakat juga berubah.
  1. Terjadinya perang
Terjadinya perang antar suku ataupun Negara berakibat munculnya perubahan-perubahan pada suku atau Negara yang kalah. Pada umumnya mereka yang menang akan memaksakan kebiasaan ataupun kebudayaannya pada masyarakat yang kalah.
  1. Pengaruh kebudayaan asing
Adanya pengaruh kebudayaan asimg ini dapat mempengaruhi terjadinya perubahan pada masyarakata. Setiap kebudayaan masyarakat akan mempengaruhi masyarakat lainnya, tetapi juga dpat menerima pengaruh kebudayaan dari masyarakat yang lain pula. Adnya proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi.

Bentuk Perubahan Sosial


A. perubahan Sosial yang Cepat dan lambat
- Perubahan social yang cepat disebut Revolusi. Dikatakan revolusi jika memenuhi beberapa syarat
* Harus ada keinginan umum untuk melakukan suatu perubahan
* Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin masyarakat tersebut
* Pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat
* Pemimpin tersebut harus menunjukan suatu tujuan tersebut
* Harus ada momentum yaitu saat dimana segala keadaandan factor sudah tepat untuk memulai suatu gerakan
- Perubahan social yang lama disebut evolusi. Evolusi umum nya terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kepentingan,keadaan dan
Kondisi baru yang tumbuh dengan perubahan masyarakat.

B. Perubahan yang besar dan perubahan yang kecil
- perubahan social yang besar pada umumnya adalah perubahan yang akan membawa pengaru yang besar pada masyarakat
- Perubahan social yang kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsure struktur social yang tidak membawa akibat yang langsung pada masyarakat

C. Perubahan Yang Direncanakan dan tidak direncanakan
- Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dan hal ini terjadi karena telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak yang menginginkan adanya perubahan
- Perubahan social yang Tidak Direncanakan adalah perubahan yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki dan terjadi diluar masyarakat, dan akan menimbulkan akibat social yang tidak diharapkan oleh masyarakat

Krisis pendidikan


Ada beberapa factor yang menyebabkan krisis pendidikan di Indonesia, yaitu:
  1. Kurikulum yang tidak relevan dengan kehidupan masyarakat. Di sekolah-sekolah di Indonesia siswa diwajibkan untuk mempelajari bnyak sekali mata pelajaran yang kadang-kadang tidak ada kaitannya satu sama lain, dan sama sekali tidak relevan dengan kehidupan siswa.
  2. Praktek-praktek pendidikan seperti perencanaan, pengajaran dan evaluasi hasil belajar yang tidak sesuai. Kebanyakan guru tidak membuat rencana pengajaran yang memadai
  3. Pengembangan diri guru yng tidak berjalan sebagaiman mestinya. Masalah pengembangan diri guru merupakan masalah yang klasik. Kebanyakan sekolah tidak memiliki rencana denitif untuk membantu guru mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya mengajar. Karena itu pengembangan kemampuan guru sangat tergantung sendiri sebagai individu.
Selain dari factor di atas, ada pula yang mengemukakan factor lain penyebab krisis pendidikan, yaitu:
  1. Faktor Fasilitas Sekolah
Fasilitas sekolah yang kurang memadai bahwa masih banyak sekolah-sekolah belum mempunyai gedung sekolah tetap, laboraturium praktek, perpustakaan, lingkungan yang bersih dan sebagainya.
  1. Factor system pendidikan
System pendidikan yang belum mengacu pada nilai-nilai pengalaman pancasila serta system pendidikan yang selalu berubah-ubah. Keberimbangan system pendidikan yang member porsi pada otak dan hati dengn baik harus menjadi acuan referensi dalam proses pembalajaran dalam pendidikan.

Solusi Krisis Pendidikan
Dalam perjalanan pendidikan nasional, rancangan yang begitu utuh, menyeluruh dan terpadu ternyata hanya menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan dan ketrampilan tetapi mengabaikan masalah pembinaan watak.
Setidaknya ada lima sikap dasar yang harus dilakukan oleh seluruh pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, yaitu:
  1. membangun sikap jujur dan tulus dengan berani mengatakan apa yang benar adalah benar dan yang salah itu salah.
  2. sikap yang terbuka yang merefleksikan kebersihan luar dalam.
  3. berani mengambil risiko dan bertanggung jawab yang ditunjukkan dengan membela kebenaran dan keadilan.
  4. konsisten dengan komitmen dengan selalu menepati janji, perkataan harus sesuai dengan perbuatan.
  5. bersedia berbagi (sharing)
Selain itu perlu adanya strategi pendidikan untuk membuat program pendidikan merata di seluruh tanah air, seperti:
  1. penyelenggaraan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
  2. pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan kembali pada masyarakat sebagai sumber daya utama juga pengguna hasil pendidikan itu sendiri.
  3. Pendidikan dilakukan secara transparan dan demokratis tanpa mengurangi mutu pendidikan
  4. Penyelenggaraan pendidikan yang efisien
  5. Peluang untuk belajar seluas-luasnya kepada masyarakat
  6. Menguramgi kesulitan birokrasi pendidikan yang sering menjadi kendala kelancaran proses pendidikan
Bila mengarah pada system pancasila, ternyata tujuan dari pendidikan adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, sehingga bangsa ini tidak menjadi bangsa yang terbelakng. Pendidikan harus mengarah pada tercapainya kesehatan jasmani, kecerdasan akal, dan pembentukkan karakter moral

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempertimbangkan prinsip-prinsip
  1. Peningkatan keimanan, budi pekerti luhur dan nilai-nilai budaya
  2. Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika
  3. Penguatan intregasi nasional
  4. Perkembangan pengetahuan dan teknologi informasi
  5. Pengembangan kecakapan hidup
  6. Pilar pendidikan learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together
  7. Komprehensif dan berkesinambungan
  8. Belajar sepanjang hayat
  9. Diversifikasi kurikulum

teori kebutuhan


Menurut Abraham Masslow, ada lima tahapan kebutuhan dalam diri manusia, yaitu:
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari
teror, dan lain sebagainya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya

Setelah itu muncul dua lagi kebutuhan yang belum dikemukakan oleh Masslow, pendapat ini sebagai pelengkap dari pendapat masslow. Yaitu kebutuhan religious dan kebutuhan pendidikan.
Pendidikan dipandang sebagai jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik di dalam masyarakat. Makin tinggi pendidikan yang diperoleh makin besar harapan mencapai tujuan itu. Dengan demikian terbuka kesempatan untuk meningkat ke golongan social yang lebih tinggi.

reformasi pendidikan dan pembangunan masyarakat


Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat dilihat dari berbagaisegi, diantaranya, segi sasaran, lingkungan, jenjang pendidikan, dan pembidangan kerja
 
  1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang ditujukan kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berkpribadian kuat dan utuh serta bermoraltinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citramanusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi. Prof. Dr. Slamet Imam Santoso menyatakan bahwa tujuan pendidikan menghasilakn manusia yang baik. Manusia yang baik dimana pun ia berada akan memperbaiki lingkungan.
 
  1. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan atau sistem. Lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan.

      1. Lingkungan keluarga
Dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang baik (habbit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan kecekatan, kesopanan, dan moral. Di samping itu, kepada mereka ditanamkan keyakinan-keyakinan yang penting utamanya hal-hal yang bersifat religius. Hal-hal tersebut sangat tepat dilakukan pada masa kanak-kanak sebelum perkembangan rasio yang mendominasi perilakunya. Kebiasan baik dan keyakinan-keyakinan penting yang mendarah daging merupakan landasan yang sangat diperlukan untuk  pembangunan.

      1. Lingkungan Sekolah
Pada lingkungan sekolah, peserta didik dibimbing untuk memperluas bekal yang telah diperoleh dari lingkungan kerja keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap . Bekal yang dimaksud disini berupa bekal dasar, lanjutan ataupun bekal kerja yang langsung dapat digunakan secara aplikatif (sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi). Kedua macam bekal tersebut dipersiapkan secara formal dan berguna sebagai sarana penunjang pembangunan diberbagai bidang.

      1. Lingkungan masyarakat
Pada lingkungan masyarakat (pendidikan formal), peserta didik memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khusunya mereka yang tidak sempat melanjutkaan proses belajarnya melalui jalur formal. Pada masyarakat Indonesia, sistem pendidikn non formal mengalami perekembangan yang sangat pesat. Hal ini bertalian dengan semakin berkembangnnya sector swasta yang menunjang pembangunan. Disegi lain, hal tersebut dapat diartikan bernilai positif 
 
Karena dapat mengkompensasikan keterbatasan lapangan kerja formal di lembaga pemerintah. Di samping itu juga dapat memperbesar jumlah angkatan kerja tingkat rendah dan menengah yang sangat diperlukan untuk memenuhi proporsi yang sealaras antara pekerja rendah, menengah, dan tinggi. Hal demikian dapat dipandang sebagai upaya untuk menciptakan kestabilan nasional.
 
  1. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan meliputi pendidikan dasar (basic education), pendidikan lanjutan, menengah, dan pendidikan tinggi.
 
  1. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi bidang ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, komunikasi, pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain

Reformasi Pendidikan


Reformasi pendidikan pada dasarnya mempunyai tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisisen dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

Pemerintah dan masyarakat harus mau bekerjasama demi tercapainya kualitas pemberdayaan manusia yang diinginkan. Agar sesuai dengan perkembangan jaman, system pendidikan harus sesuai pula dengan tuntutan yang terkini

Pendidikan merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang peranannya sangat penting bagi pembangunan suatu bangsa. Diperlukan suatu stategi pendidikan untuk membuat program pendidikan merata di seluruh tanah air.

Segala permasalahan yang selama ini menimpa bangsa kita mulai dari krisis ekonomi sampai dengan saling serang antara lembaga negara, sesungguhnya terjadi karena watak atau karakter bangsa kita sudah mengalami perubahan atau kerusakan.

Karakter bangsa Indonesia yang selama ini terkenal ramah tamah, suka bergotong-royong, sopan santun, dan pekerja keras, sekarang berubah menjadi tidak tulus ikhlas, tidak bersungguh-sungguh, senang yang semu, senang berbasa-basi, bahkan melanggengkan budaya asal Bapak senang.

Mulai saat ini kita harus berusaha menemukan kembali jati diri bangsa kita lalu membangun karakter bangsa untuk bersama-sama terhidar dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Herbert Spencer, seorang filsuf Inggris mengatakan ”Education has for its object, the formation of character. The great aim of education is not knowledge but action”. Penjabarannya, sasaran pendidikan adalah membangun karakter, tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan tapi penampilan atau tindakan.

Karena pembinaan watak atau karakter merupakan tugas utama pendidikan maka yang pertama harus kita lakukan adalah melakukan reformasi dalam bidang pendidikan. Pada saat ini kita dapat merasakan pendidikan hanya mampu menghasilkan dan menampilkan banyak orang pandai, tetapi bermasalah dengan hati nuraninya.

Pengelolaan Sampah


A. Pengertian Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah.

B. Tujuan Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan:
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis,
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

C. Metode Pengelolaan Sampah
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Metode tersebut di antaranya:

1. Metode Pembuangan
a. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam lainnya. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah.

b. Pembakaran/pengkremasian
Selain metode penimbunan juga terdapat metoea lain yang juga biasa dilakukan yaitu pembuangan sampah dengan cara dibakar. Sampah organik maupun anorganik dibakar dan akan menghasilkan abu dari hasil proses pembakaran tersebut. Namun dalam proses pembakaran ini orang sering mengeluhkan dari asap yang ditimbulkan.

2. Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, namun hal yang pertama kali harus dilakukan adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar unuk membangkitkan listik.

  1. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.

  1. Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.





  1. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.
Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.

3. Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.


D. Tahapan Pengelolaan Sampah
Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit. Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan adalah:

  1. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik di setiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.
  1. Pemanfaatan Kembali
Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:
  1. Pemanfaatan sampah organik, seperti pengomposan. Sampah yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan wisata. Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan pengomposan sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.
  2. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
  3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir, sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan pengomposan maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ± 10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA). Di Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.

  1. Dampak Negatif Sampah
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut:
  1. Gangguan Kesehatan
  2. Menurunnya kualitas lingkungan
  3. Menurunnya estetika lingkungan
  4. Terhambatnya pembangunan Negara
  5. Penipisan lapisan ozon
  6. Longsor tumpukan sampah
  7. Sumber penyakit
  8. Pencemaran lingkungan
  9. Menyebabkan banjir

F. Manfaat Pengelolaan Sampah
Manfaat dari pengelolaan sampah yang baik antara lain:
  1. Penghematan sumber daya alam
  2. Penghematan energi
  3. Penghematan lahan TPA
  4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
  5. Mengurangi pencemaran

Jenis-jenis Sampah


  1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

  1. Jenis – Jenis Sampah
B.1. Berdasarkan Sifatnya
1. Sampah Organik – dapat diurai (degradable)
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Yang termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

2. Sampah Anorganik – tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak berasal dari alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, atau hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

B.2. Berdasarkan Bentuknya
1. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
      1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
      2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
    1. Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
    2. Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.


2. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan fase gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

B.3. Berdasarkan Sumbernya
1. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

2. Sampah Manusia
Sampah manusia berasal dari hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia adalah dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.

3. Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

4. Sampah Nuklir
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

Beberapa Istilah dalam PLS


Istilah-istilah yang dimaksud penting untuk dikenali di dalam rangka membangin konsep, batasan atau pengertian PLS. Beberapa istilah yang berasal dari luar, seperti :
  1. Mass Education
Istialah mass education menunjukkan pada aktifitas pendidikan di masyarakat yng sasarannya kepada individu-individu yang mengalami keterlntaran pendidikan. Mass education ini dapt dikatakan semacam literacy program yaitu pemberantasan buta huruf atau program keaksaraan yang bertujuan selain mampu baca tulis tetpi juga supaya memperoleh pengetahuan umum yang relevan bagi keperluan hidupnya.
  1. Community Education
Istilah ini menunjuk pada suatu gerkan pendidikan yang ditujukan bagi persekutuan-persekutuan hidup, sehingga bekemampuan dan berkebiasaan hidup yang relevan dengan keperluan hidup. Dilihat sebagai persekutuan yang membutuhkan bimbingan dan pengarahan supaya fungsional dan dinamik di dalam mengurusi diri sendiri.
  1. Fundamental Education
Istilah fundamental education menunjuk pada suatu gerakan yang bertujuan untuk memajukan perikehidupan dan penghidupan masyarakat baik social maupun ekonomi.
  1. Extention Education
Extention education ini merupakan suatu gerakan, bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan tinggi/kejuruan menengah, yang bekerjasama dengan instansi-instansi pemerintahan.
  1. Community Development
Merupakan usaha, proses atau gerakan sebagai satu organisai dan system social yang dapat menolong dirinya sendiri.
  1. Adult Education
Adult education ini menunjuk pada aktifitas-aktifitas paendidikN Bgi orng-orang dewasa yang berlangsung di luar system persekolahan. Ada beberapa jenis pendidikan orang dewasa, yaitu
  1. Pendidikan bekal bekerja
  2. Pendidikan jiwa baru
  3. Pendidikan kader
  4. Pendidikan yang bersifat rekreatif-apresiatif dan kesegaran jasmani.
  1. Learning Society
Istilah learning society menunjuk pada kenyataan dimana warga masyarakat secara aktif menggali pengalaman belajar di dalam setiap sela dan segi kehidupannya.
  1. Life-long Education
Istilah ini menunjuk pada suatu kenyataan, kesadaran baru, azas baru dan juga harapan baru, bahwa : Proses pendidikan dan kebutuhan pendidikan berlangsung di sepanjang hidup manusia. Tidak ada istilah terlambat, terlalu tua maupun terlalu dini.

Tujuan Pendidikan


Tujuan Secara Vertical
1. Tujuan Nasional
Tujuan yang ditetapkan oleh Negara sesuai ketetapan yang berlaku yang menjadi kebijaksanaan Negara tersebut yang tercantum dalam GBHN, TAP MPR, peraturan pemerintah serta ketentuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Tujuan Institusional
Suatu tujuan yang didasarkan kepada tingkat atau jenjang pendidikan masing-masing.
3. Tujuan Kulikuler
Suatu tujuan yang didasarkan kepada tingkat silabus atau Gbpp (Garis besar program pelajaran)
4. Tujuan Instruksional
Tujuan yang berdasarkan kepada tema atau sub tema, konsep atau sub konsep, pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Tujuan ini terbagi menjadi dua, yaitu umum dan khusus. Umum meliputi tema sedangkan khusus meliputi indicator.

Tujuan Secara Horizontal
Menurut Langeveld dalam bukunya “beknopte teoritische pedagogic” dibedakan adanya macam-macam tujuan, yaitu:
  1. Tujuan Umum
Tujuan yang hendaknya dijadikan orang tua dalam menyekolahkan anak ke dalam pendidikan secara menyeluruh. Contohnya: pengetahuan, budaya, kebersihan.
  1. Tujuan Tak Sempurna (Tak lengkap)
Suatu tujuan yang bertujuan mengenai segi-segi kehidupan manusia (kepribadian) tertentu yang hendak dicapai dengan paendidikan yaitu segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup. Contohnya: keindahan, kesusilaan, keagamaan, kemasyarakatan.
  1. Tujuan Sementara
Merupakan tempat-tempat perhentian sementara pada jala yang menuju ke tujuan umum. Contoh: belajar kebersihan, belajr berbicara, belajar berbelanja, belajar bermain-main dengan teman.
  1. Tujuan Perantara
Yaitu bertujuan adalah berupa metode-metode atau teknik-teknik sebagai perantara untuk mencapai tujuan jikalau seseorang atau anak dapat melakukannya sendiri, berarti tujuan sementara telah tercapai.
  1. Tujuan Insidental
Tujuan yang bersifat mendadak atau disesuaikan dengan kondisi situasi.

Proses Berpikir



Proses atau jalannya berpikir pada umumnya terdiri dari tiga langkah, yaitu :
 
1.        Pembentukan Pengertian
Pengertian, atau lebih tepatnya disebut sebagai pengertian logis dibentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut :
a.       Menganalisis cirri-ciri dari sejumlah objek yang sejenis. Objek tersebut diperhatikan unsure-unsurnya satu demi satu. Misalnya, proses membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa cirri-cirinya, misalnya.
Ø  Manusia Indonesia, cirri-cirinya :
1.      Makhluk hidup
2.      Berbudi
3.      Berkulit sawo matang
4.      Berambut hitam, dsb
Ø  Manusia Eropa, cirri-cirinya :
1.      Makhluk hidup
2.      Berbudi
3.      Berkulit putih
4.      Berambut pirang atau putih
5.      Bermata biru terbuka, dsb
Ø  Manusia negro, cirri-cirinya :
1.      Makhluk hidup
2.      Berbudi
3.      Berkulit hitam
4.      Berambut hitam keriting
5.      Bermata hitam melotot, dsb
Ø  Manusia cina, cirri-cirinya :
1.      Makhluk hidup
2.      Berbudi
3.      Berkulit kuning
4.      Berambut hitam lurus
5.      Bermata hitam sipit, dsb
Ø  Dan manusia lainnya lagi
b.      Membanding-bandingkan ciri tersebut untuk ditemukan cirri-ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada, mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c.       Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, cirri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas, ciri-ciri yang hakiki itu adalah makhluk hidup yang berbudi.
 
2.        Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut dengan kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subjek dan sebutan atau predikat.
Pendapat dapat dibedakan menjadi tiga macam, diantaranya :
1.      Pendapat altirnatif atau positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu
Misal, si Totok itu pandai, si Ani rajin, dsb.
2.      Pendapat negative, yaitu pendapat yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya suatu sifat pada suatu hal.
Misal, si Totok itu bodoh, Ani malas, dsb.
3.      Pendapat modalitas, yaitu pendapat yang menerangkan kemungkinan-kemungkinan suatu sifat pada suatu hal,
Misal, si Ali mungkin tidak datang, dsb.
 
3.        Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, diantaranya :
a.       Keputusan induktif
Keputusan diambil dari pendapat-pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misal :
-            Tembaga dipanaskan akan memuai
-            Perak dipanaskan akan memuai.
-            Kesimpulannya, bahwa logam bila dipanaskan akan memuai (umum)
b.      Keputusan deduktif
Ditarik dari hal yang umum menjadi hal yang khusus. Misal :
-            Semua manusia akan meninggal
-            Karto adalah manusia
-            Jadi, suatu hari Karto akan meninggal
c.       Keputusan analogis
Keputusan diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misal :
-            Totok anak pandai, naik kelas (khusus)
-            Jadi, Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas